Menjaga Hati, Menjaga hati pentingkah? bagaimana cara menjaganya ? pertanyaan itu tentu pernah muncul dibenak kita bukan? Sebagai makhluk sosial tentu saja kita selalu bertemu dan berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Disitulah kita perlu menjaga sikap dan ucapan agar hubungan kita kepada orang lain tetap baik menjaga hatinya agar tidak tersinggung dan tersakiti oleh kita.
Seperti yang kita ketahui, hati merupakan segumpal daging yang sangat inti dalam diri manusia. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Menjaga hati agar tidak tersinggung memang sangatlah tidak mudah terkadang hati tak selaras dengan prilaku. Tak semudah seperti apa yang kita ucapkan, tetapi setidaknya dengan kita mengetahui hadits ini, kita bisa berintropeksi diri. Sebagaimana Penulis yang tak tahu bagaimana isi hati orang lain, terkadang mereka mengatakan “iya” tapi hatinya mengatakannya “tidak”. Polemik ini sudah sering terjadi dalam sebuah kehidupan.
Maka dari itu muncul pula sebuah pepatah aneh mengatakan “biarkan anjing menggonggong”. Mungkin saja perkataan ini sekilas terlihat biasa saja untuk tidak mendengarkan orang lain. Yang sering komen terhadap perilaku kita. Namun, menurut penulis ada kalanya perkataan itu pun tidak tepat untuk dijadikan pedoman/acuan.
Menjaga hati sangat penting karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia satu sama lain. apalagi kalau kita berprofesi sebagai pendidik maka wajar saja jika pendapat kita pun tak sesuai dengan apa yang diinginkan orang lain. Begitupun dengan anak didik kita wajar saja ketika mereka mengkritik maupun mengomentari tugas ataupun perilaku kita. Ketika mengajar yang terkesan memaksa harus sesuai dengan keinginan dan harapan kita.
Disinilah kita dituntut untuk berinstropeksi diri, mungkin saja ada ucapan kita yang membuat sakit hati anak didik kita. Selanjutnya yang harus kita ketahui bahwa kenapa kita harus hati-hati dalam menjaga hati. Guru sebagai manusia biasa yang memang butuh kritik dan saran yaitu guru juga tidak luput dari salah dan dosa. Jadi tak selamanya pepatah “biarkan anjing menggonggong” itu berlaku.
Pepatah itu hanya bisa berlaku disaat kita melakukan hal yang memang sudah benar dan menurut kebanyakan orang pun mengatakan demikian. Berbeda lagi jika kebenaran itu hanya menurut pendapat kita. Sebaiknya, pepatah tadi dihilangkan dalam pikiran kita, karena bisa jadi apa yang dikatakan anak didik kita selama proses pembelajaran walaupun itu dalam keadaan becanda adalah sebuah kebaikan yang belum kita ketahui.
Maka dari itu demi kenyamanan kegiatan belajar mengajar agar tidak ada yang tersinggung kita ucapkan permintaan maaf di akhir kegiatan dan jadikan bahan renungan agar kedepannya lebih menjaga ucapan kita terhadap orang lain walaupun itu memberikan nasehat ataupun candaan terutama anak didik kita yang hakikatnya mengambil dan menimba ilmu dari kita dan mengikuti tindak tanduk kita sebagai suri tauladan bagi mereka.
Untuk menjaga Hati dan perkataan kita kepada Anak didik kita perlu kita ketahui juga bahwa perkataan yang spontan keluar dari lisan merupakan gambaran dari hati seseorang. Tidak dapat dipungkiri, terkadang sadar atau tidak sadar kita pun sering keceplosan dengan ucapan yang tiba-tiba keluar dari mulut, padahal ucapan tadi memang hal yang sudah lama terbendung di dalam hati. Kejadian ini menggambarkan bahwa “Hati memang tak bisa dibohongi”.
Lantas apa yang harus kita lakukan agar hati ini tetap terjaga dengan baik? mungkin ini pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran kita. Nah pada artikel ini penulis akan membahas salah satu rahasia agar hati tetap terjaga dengan baik. Sehingga perkataan spontan yang keluar dari mulut kita pun itu hanya sebuah candaan akan terdengar baik. Yups jawabannya adalah Perbanyak Dzikir.
Dengan berdzikir kita akan senantiasa untuk menjaga hati, lisan dan prilaku. Mengapa demikian? karena dengan mengingat Allah SWT kita akan merasa bahwa sesuatu yang kita lakukan akan selalu diawasi oleh CCTV Allah SWT.
Bayangkan saja, seorang maling pun jika dia melihat ada CCTV yang mengintainya, maka secara spontan dia akan mengurungkan niatnya. Karena ia merasa dan tahu bahwa jika ia tertangkap melakukan kriminal, sudah dipastikan akan panjang urusannya. Pertanyaannya adalah sudahkah kita merasa diawasi CCTV ALLAH?
Jawabanny hanya anda yang tahu.
Syaipul Khobir (Guru SMA IT INSAN MANDIRI)
Kunjungi juga : SD SIlaturahim Islamic School