Ma’had SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada Kamis malam, 19 September 2024. Acara tersebut dihadiri oleh santri-santri dari Ma’had Khulafaur Rasyidin tingkat SMP dan SMA, dengan tema “Membangun Generasi Rabbani dengan Meneladani Akhlak Nabi SAW yang Tepuji.” Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi para santri agar mampu menerapkan nilai-nilai keteladanan Nabi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi generasi yang berakhlak mulia.
Dalam sambutannya, Bapak Oni Kelana Ihsan Sujoni, mewakili Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ), menekankan pentingnya hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Beliau berharap para santri dapat mencontoh akhlak Nabi dan menjadikannya sebagai pedoman dalam belajar maupun kehidupan sosial. “Santri-santri harus dapat belajar lebih baik lagi dan memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang lain,” ujarnya.
Keteladanan Nabi Muhammad sebagai Teladan Utama
Acara Maulid ini juga diisi dengan tausiyah oleh Ustadz Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds dan Redaktur Senior Kantor Berita MINA, yang memaparkan berbagai sisi keteladanan Nabi Muhammad SAW. Dalam ceramahnya, Ustadz Ali Farkhan menjelaskan bagaimana sejak kelahirannya, Nabi sudah membawa berkah bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. “Sejak kecil, Nabi telah menunjukkan kualitas kepemimpinan dan tanggung jawab ketika menggembala kambing, suatu latihan yang mengajarkan kesabaran dan kepedulian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Ali menyoroti masa remaja Nabi yang ditempa dengan berbagai pembelajaran, termasuk entrepreneurship melalui pengalaman di dunia bisnis. Menurutnya, ini adalah salah satu contoh penting dari banyak nilai kehidupan Nabi yang relevan untuk membentuk karakter santri masa kini.
Cinta Al-Quds dan Kepedulian terhadap Masjid Al-Aqsa
Dalam tausiyahnya, Ustadz Ali Farkhan juga mengaitkan peringatan Maulid Nabi dengan cinta dan perhatian Nabi terhadap Masjid Al-Aqsa. Beliau menjelaskan bagaimana Nabi sangat menganjurkan umat Islam untuk melakukan perjalanan ke Masjid Al-Aqsa, yang kala itu masih berada di bawah kekuasaan Imperium Romawi. “Mengunjungi Al-Aqsa merupakan bagian dari kecintaan kita kepada Nabi. Dan melihat kondisi saat ini, di mana Al-Aqsa berada dalam cengkeraman zionis, maka menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membebaskannya,” tegas Ustadz Ali.
Untuk lebih mendekatkan para santri pada perjuangan membebaskan Masjid Al-Aqsa, Ustadz Ali menampilkan beberapa video yang menggambarkan ketabahan anak-anak Gaza yang tetap semangat mengaji dan menghafal Al-Qur’an di tengah reruntuhan bangunan akibat konflik. Beliau mengajak santri untuk mengambil inspirasi dari keteguhan anak-anak Gaza yang, meskipun berada dalam kondisi sulit, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
Peran Literasi dan Pengembangan Diri untuk Perjuangan Al-Aqsa
Ustadz Ali Farkhan Tsani juga mendorong para santri untuk mengembangkan potensi diri mereka melalui minat baca dan tulis. Menurutnya, literasi adalah salah satu kunci penting dalam perjuangan Al-Aqsa, sesuai dengan perintah “Iqra” yang merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. “Santri harus mulai membiasakan diri membaca, menulis, dan menggali ilmu sebanyak mungkin. Ini adalah bagian dari jihad intelektual yang bisa dilakukan dalam konteks perjuangan untuk membebaskan Al-Aqsa,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ustadz Ali Farkhan menguraikan beberapa tanda-tanda kekalahan yang dialami oleh pasukan pendudukan zionis, dilihat dari perspektif intelijen, militer, ekonomi, dan diplomasi internasional. Beliau berharap para santri dapat berkontribusi secara nyata dalam perjuangan umat dengan cara mempersiapkan diri menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
Meneladani Nabi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Peringatan Maulid Nabi di Ma’had SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur ini bukan sekadar momen seremonial, melainkan sebuah pengingat bagi para santri untuk senantiasa meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mencontoh sifat kepemimpinan, kesabaran, kepedulian, serta jiwa entrepreneurship yang dimiliki oleh Nabi, para santri diharapkan mampu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan turut serta dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Acara ini diakhiri dengan doa bersama, memohon keberkahan dan bimbingan Allah SWT untuk para santri, agar mereka mampu mengemban amanah sebagai generasi rabbani yang berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan zaman dengan berlandaskan nilai-nilai Islam yang kokoh.
oleh: Ngatijo (Digital Marketing Specialist)