You are currently viewing Kesan Pertama Itu Penting
kesan pertama itu penting

Kesan Pertama Itu Penting

Kesan Pertama Itu Penting karena pada hari itulah merupakan kunci bagaimana seorang guru mampu menciptakan kesan positif pada anak didiknya bahwa guru tersebut hebat, menyenangkan dan menarik.

Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesan pertama pada hari yang sangat penting dan spesial tersebut. Ciptakan kesan pertama menggoda di hari pertama masuk kelas, begitulah yang selalu saya fikirkan saat mendapat panggilan Observasi di sekolah Insan Mandiri Cibubur, walaupun bukan sebagai guru di sekolah formalnya akan tetapi sebagai guru di Asrama bagi saya sama saja bahkan lebih menantang karena setiap hari setiap menit bahkan setiap detik kita selalu bertemu dengan siswa siswanya.


Ada beberapa langkah yang perlu saya lakukan untuk menciptakan kesan pertama yang positif pada anak anak di Asrama di hari pertama masuk adalah:

Kesan pertama membangun kesan guru hebat.

Guru hebat adalah guru yang cerdas dan punya dedikasi tinggi terhadap kemajuan dirinya sendiri dan peserta didik. Cerdas disini menunjukkan pada kepandaian guru dalam menyesuaikan diri dengan peserta didik. Guru cerdas juga mampu menciptakan produk baru yang di tawarkan kepada siswanya. Jadi bukan hanya sekedar copy paste dari produk guru-guru sebelumnya. Namun, berani untuk memodifikasi dan mencari metode menarik lainnya agar suasana belajar dan pendekatan menjadi asyik dan menyenangkan. Apalagi mengahadapi anak anak zaman sekarang kita dituntut untuk lebih kreatif menyenangkan dan terbuka untuk menjadi sosok guru yang hebat karena, Peserta didik akan sulit untuk menuruti seseorang yang dianggap mereka bukan sosok yang hebat. Tunjukkan pada anak didik bahwa kita adalah sosok yang hebat.

Kesan pertama yang kedua yaitu humoris

Guru humoris adalah guru yang diidolakan oleh sebagian besar anak didik. Mereka tentu akan lebih suka dengan guru humoris daripada guru yang galak dan cool. Tapi yang perlu diingat bahwa humor itu harus sesuai dengan proporsi, jangan berlebihan. Jadi kita harus tahu benar kapan waktu yang tepat humor itu digunakan supaya suasana kelas menjadi lebih bergairah, ceria dan tidak membosankan. Guru yang mengajar dengan penuh ceria dan canda akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, rileks dan tidak kaku. Hal ini memberikan nilai positif karena siswa bisa lebih enjoy, tidak merasa takut atau tertekan. Bahkan, mereka menjadi lebih berani untuk mengeluarkan ide dan pendapatnya. Sedangkan bagi guru, ia akan lebih mudah untuk merespon dengan penuh empati serta menghargai semua ide dan pendapat siswa-siswanya.

Kesan Ketiga yaitu Ikhlas dan Mencintai Rutinitas

Langkah yang terakhir yaitu ikhlas dan mencintai rutinitas dan kegiatan yang menjadi tugas saya selama di Insan Mandiri Cibubur karena tugas seorang pendidik adalah menyampaikan dan ikhlas apa hasil yang telah di capai oleh anak didiknya, saya ataupun kita tidak berhak untuk menuntut anak itu paham dan pintar cukup kita doakan dengan ikhlas apa hasil yang diperoleh terhadap anak didik tersebut karena saya yakin semua manusia itu diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda beda

لا تحتقر من دونك فلكل شيء مزية
(Laa tahtaqir man duunaka falikulli syai’in maziyyah).
“Janganlah engkau menghina orang lain, karena setiap orang mempunyai kelebihan.”

Ditengah-tengah masa observasi saya, langkah- langkah seperti itulah yang saya implementasikan kepada siswa siswa di Insan Mandiri Cibubur karena saya punya keyakinan “murid yang hebat terbentuk dari guru yang ikhlas”
Dan seperti yang kita tahu bahwa Semua anak didik suka diperhatikan dan tidak suka di beda-bedakan. Perhatian ini bisa diwujudkan pada saat mengawal siswa di Asrama dengan mengajak dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan berkomentar. Kalau perlu kita juga dapat menunjuk siswa tertentu, khususnya bagi siswa yang malu, tidak percaya diri, pasif atau yang slow learner pada saat belajar malam ataupun kegiatan ubudiyyah di Arama.

Setelah beberapa hari di Asrama satu persatu Alhamdulillah anak-anak didik mulai membuka diri kpada saya mulai bercerita tentang latar belakang keluarga mereka tentang kehidupan sehari-hari bahkan ada beberapa anak yang bercerita tentang masa pubertas (mulai suka melirik terhadap lawan jenis) dan Alhamdulillah dari situlah saya diterima di tengah-tengah mereka sebagi seorang guru seorang partner bahkan sebagai seorang sahabat.

 

Oleh Syaiful Khabir, Waliasrama Insan Mandiri Cibubur Islamic Boarding School

www.insanmandiri.sch.id