Covid-19 bagaikan 2 sisi mata uang karena berdampak buruk bagi kesehatan namun juga memiliki manfaat positif seperti kedekatan dengan keluarga karena WFH.
Berawal dari munculnya wabah virus baru yang menyerang Wuhan-Tiongkok, kita kenal dengan nama Virus Corona (Covid-19). Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Kondisi ini jelas tidak boleh diremehkan karena hanya ada beberapa penyakit saja sepanjang sejarah yang digolongkan sebagai pandemi.
Pandemi adalah sebuah epidemi atau penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu. Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, COVID-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona.
Virus Corona merupakan salah satu bentuk bencana kesehatan lingkungan. Salah satu mitigasi preventifnya adalah dengan kebersihan dan pelestarian lingkungan. Aspek yang dapat dioptimalkan adalah kontribusi budaya atau sistem pengetahuan lokal. Budaya adalah pemandu dan pemerkaya pembangunan berkelanjutan.
Dengan fenomenologi seperti ini maka sekolah kami Insan Mandiri Cibubur khususnya SMPIT Insan Mandiri Cibubur melakukan tidakan preventif terhadap siswa dalam upaya proses pembelajaran dengan mengambil kebijakan sejak tanggal 16 Maret 2020, untuk melaksanakan Long Distance Learning(LDL), sesuai arahan Gubernur Jawa-barat, Walikota Bekasi dan Dinas Pendidikan setempat.
Covid-19 bagaikan 2 sisi mata uang karena berdampak buruk dan sekaligus berdampak baik pada perkembanan pengunaan teknologi.
Wabah Covid-19 mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap sosialisasi pembelajaran di sekolah juga keluarga, terlebih dampak negatif, diantaranya:
- Dengan pembelajaran Online beberapa siswa menggunaan waktunya kurang bijak seperti; membuka facebook yang tidak tepat penggunaannya, bermain games dan menonton film.
- Banyaknya siswa yang menyalahgunakan sistem belajar online, dan menggunakan waktu belajarnya ini dengan hal-hal yang bisa dibilang kurang penting, dan itu bisa merugikan dirinya sendiri
- Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran tersebut,sehingga banyak peserta didik yang tidak manfaatkan waktu pembelajaran tersebut dengan sebaik-baiknya.
- Adanya keluhan orang tua karena tidak bisa mendampingi Puteranya untuk LDL karena kesibukan bekerja
- Tidak adanya bimbingan oleh orang yang ahli membuat banyak siswa yang melakukan pembelajaran tersebut tidak maksimal. Contohnya hanya ada 1 target yang ingin dicapai siswa tersebut, seperti mengisi daftar kehadiran. Jika sudah absen ya sudah, tidak ada upaya nya untuk mencari pembelajaran dalam online tersebut. Selain itu mungkin masih ada juga peserta didik yang masih tidak memiliki gadget yang diperlukan, oleh karena itu diperlukan bimbingan dan pengarahan dari pendidik.
Di balik semua dampak negatif yang diakibatkan dari wabah covid-19, ternyata memiliki hikmah (dampak positif) yang luar biasa dahsyat. Jauh lebih dahsyat dari pada sisi musibahnya. Globalisasi telah merubah fitrah manusia menjadi orang yang individualis. Kita sibuk dengan urusan masing-masing tanpa mempedulikan orang lain terutama anak kita. Sebelum adanya wabah dari virus corona ini, terkadang orang selalu keluar rumah dari pagi sampai malam, baik itu orang tua yang mencari nafkah ataupun anak-anak remaja yang sedang menempuh pendidikan.
Sebelum musibah ini terjadi orang sering berkeliaran kesana kemari, sehingga rumah hanya menjadi tempat untuk tidur dan menonton TV. Disinilah kesempatan yang sangat berharga bagi semua anggota keluarga, kesempatan yang sudah jarang terjadi. Kalaupun ada waktu dalam berkumpul pasti masing-masing sibuk dengan gadget canggih yang selalu berada di tangan.
Dengan dampak negatif yang kita ketahui, akhirnya saya penasaran untuk mengkaji lebih apakah ada hikmah dari wabah Covid-19?. Berikut ini beberapa pendapat orang tua siswa SMPIT Insan Mandiri Cibubur mengenai LDL, diantaranya:
Bunda Husnul Khatimah, wali murid ananda Azka kelas 7-B . “Hikmah LDL bagi kami, menambah waktu kebersamaan dengan anggota Keluarga, saling mengingatkan dan berusaha saling memahami dan bersabar dalam situasi bencana seperti ini. Intinya merekatkan shilah dalam keluarga kami, insyaAllah”, Kamis(26/03).
Bunda Hj. Idi Ningsih, wali murid ananda Zaydan kelas 7-B. “Banyak hikmah yg bisa kita ambil, seperti berkumpul sama keluarga dan lebih punya rasa tanggung jawab serta mandiri. Sebagai Orang Tua apakah Bunda merasa senang dekat dengan Ananda pada saat ini? Orang tua mana yg tidak senang kumpul sama anak, kami pun demikian, tapi dimanapun anak kami berada kami senang dan bahagia kalau anak kami dalam keadaan baik, sehat dan bahagia”, Kamis(26/03).
Bunda Firda Aulya Syamani, wali murid dari ananda Farras kelas 7-B. “Waktu berkumpul dengan keluarga menjadi lebih banyak. Farras terdorong untuk berbagi dan belajar Bersama adiknya yang juga LDL, waktu Bersama keluarga jadi lebih banyak dan bisa meminta bantuan ke orangtua”, Kamis(26/03).
Bunda Lenni Silviani, wali murid ananda Royyan kelas 7-B. “Royyan bisa berkumpul dengan keluarga dan lebih mandiri”, Kamis(26/03).
Hikmah (dampak positif) bisa kita ambil dari pendapat tersebut, diantaranya:
- Peranan orang tua di rumah sangat berpengaruh besar dalam membimbing siswa melalui LDL.
- Siswa lebih bebas berekspresi dalam proses LDL.
- Siswa lebih bahagia dan senang ketika diperhatikan oleh orang tuanya.
- Tali silaturrahim antara anak dan orang tua terjalin erat.
- Sekolah, orang tua dan siswa lebih bersinergi untuk proses pembelajaran via LDL.
Covid-19 menimbulkan hikmah luar biasa, tanpa disadari oleh kita semua selaku umat manusia dengan fitrahnya yang senantiasa harus lebih mempererat tali silaturrahim antara anggota keluarga. Dampaknya bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, tetap harus kita Syukuri sebagai mahluq Ciptaan-Nya. Begitulah Covid-19 bagaikan 2 sisi mata uang keberadaannya.
Oleh : Devi Hendriyana, S.Pd
(Guru IPS SMPIT Insan Mandiri Cibubur)