You are currently viewing Remaja Penyebar Hoax ?
remaja penyebar hoax smpit insan mandiri cibubur

Remaja Penyebar Hoax ?

Remaja penyebar hoax menurut hasil penelitian dari LIPI bahwa kurangnya literasi media menjadikan remeja mudah terpengaruh atau terprovokasi.

Apakah remaja rentan penyebar hoax ? untuk menjawab pertanyaan ini baiknya kita menelisik pendapat dan hasil penelitian dari beberapa ahli sebagai hipotesa awal. Berdasarkan hasil Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, kurangnya literasi media menjadi penyebab kaum remaja mudah terhasut atau terprovokasi, terutama terkait isu-isu politik.

Kecenderungan kaum remaja tidak mencari tahu dulu dari mana sumber berita tersebut berasal, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Remaja mudah percaya dan langsung menelan secara mentah-mentah informasi tersebut. Misalnya, informasi-informasi yang tersebar melalui WhatsApp, Twitter atau sosial media lainnya yang tidak jelas dari mana sumbernya, siapa pengirimnya, sehingga sulit dibuktikan kebenarannya.

Fakta lain terungkap, menurut Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana, remaja mudah percaya pada hoax karena anak muda memang cenderung emosional.  Setiap informasi yang masuk, apalagi yang sensasional, akan langsung disebarkan. Data Kementrian Kominfo RI, di akhir tahun 2016 ada 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks banyak disebar terutama melalui media sosial.

Berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen pengguna media sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar. Berita hoax atau bohong di jagat maya seringkali berdampak langsung pada kehidupan nyata. Misalnya saja aksi kekerasan antar kelompok atau pun hancurnya reputasi seseorang atau perusahaan.

Berangkat dari fakta di atas, SMPIT Insan Mandiri Cibubur mengangkat tema Remaja dan Hoax dalam penelitian Project Based Quran dengan mengambil proyek “Membuat Kliping Berita Hoax Covid-19”.  Tema tersebut diambil dikaitkan dengan kondisi saat ini banyak berita terkait covid-19 yang simpang siur antara fakta atau hoax. Terdapat beberapa ayat yang menyinggungnya secara langsung maupun tidak langsung. Q.S. al-Ĥujurāt ( 49: 6) merupakan salah satu ayat yang secara eksplisit memberikan tuntunan kita dalam menyikapi terhadap hoax.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 6).

Indikator pencapaian dari penelitian tema hoax ini adalah siswa mampu mengidentifikasi berita hoax, mampu mengaplikasikan materi tentang penyusunan, serta siswa mampu menyusun kliping dengan baik. Hasil proyek dilaporkan dalam bentuk makalah yang akan dipresentasikan di depan tim guru.

Harapan sekolah terkait dengan dilakukannya proyek tema hoax adalah siswa memiliki wawasan dan skill dalam memahami berita, mampu menyaring informasi sehingga tidak reaktif ikut menyebarkan kabar yang belum pasti kebenarannya. Wallahu ‘alam.

Oleh : Ayu Agus Rianti (Wakil Direktur Pendidikan  YPSJ)

www.silaturahimislamicschool.sch.id