Ketika Rosulullah menghadapi wabah maka beliau memerintahkan agar tidak mendatangi tempat terjadinya wabah dan sebaliknya yang berada di kawasan wabah tidak berkunjung ke wilayah yang tidak terkena wabah.
Sekitar bulan November 2019 dunia dikejutkan dengan berita virus yang mewabah di Tiongkok, virus itu bernama COVID-19 atau biasa disebut dengan Corona. Dan sejak saat itu setiap hari kita disuguhi berita tentang Corona, baik dari Televisi maupun media sosial. Tidak ada yang menyangka virus ini akan mewabah keseluruh dunia, termasuk di Negara kita Indonesia.
Banyak diantara kita yang berbeda dalam bereaksi terhadap berita-berita tentang Corona tersebut, ada yang menanggapi dengan santai, ada yang panik, bahkan ada yang ketika ditanya tentang Corona mereka menjawab dengan jawaban yang “jenaka”. (Yaahh.. mungkin maksud mereka baik, agar kita tidak terlalu takut dan stress dengan berita-berita yang beredar tentang virus tersebut. Hehehe).
Hingga akhirnya pada awal bulan Maret 2020 kita semua terkejut dengan berita yang disampaikan langsung oleh Bapak Presiden, bahwa ada warga Negara Indonesia yang positif menderita virus Corona. Semua seperti tersentak dengan adanya berita tersebut, sekolah, perkantoran, tempat liburan semua di tutup dan diliburkan. Semua dihimbau untuk menjaga kebersihan, jangan keluar rumah, hindari kerumunan dan bahkan beberapa Masjid menganjurkan untuk tidak mengadakan Sholat Jum’at.
Sebagai seorang muslim yang awam, saya sempat bingung. Dan bertanya dalam hati apa yang sedang terjadi dengan dunia? (beraatt. Hehehe).. apakah ini pernah terjadi pada zaman ketika Rosulullah ﷺ dan para Sahabat ?.. Lalu apa yang Beliau ﷺ dan para sahabat lakukan?..
Setelah membaca beberapa kisah ketika rosulullah ﷺ, ternyata rosullulah ﷺ dan para Sahabat pernah mengalami masa seperti yang kita alami saat ini. Bahkan beberapa Sahabat ada yang wafat karena terjangkit wabah. Seperti Abu Ubaidah bin Al Jarrah, Muadz bin Jabal, Abu Jandal dan Suhail bin Amr (ayah dari Abu Jandal).
Ketika Rosulullah menghadapi wabah penyakit kusta yang sangat mematikan. Dan Rosulullah ﷺ mengajarkan cara menghadapinya, beliau bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdurahman bin Auf.
“Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu terjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya.” (HR. Muslim).* Hadits ini mirip dengan metode karantina atau istilah sekarangnya Lockdown yaitu untuk mencegah dan memutus penyebaran wabah tersebut. (Keren ya,,Ternyata Lockdown sudah diperkenalkan oleh Rosulullah ﷺ 14 abad yang lalu).
Sama kisahnya seperti saat Khalifah Umar bin Khattab RA yang hendak pergi ke negeri Syam untuk sebuah urusan. saat rombongan beliau akan sampai di negeri Syam, beliau di beritahu bahwa negeri Syam sedang dilanda wabah yang mematikan. Setelah Umar bermusyawarah, beliau memutuskan untuk kembali ke Madinah.
Lalu sahabat Abu Ubaidah bin Al Jarrah yang memimpin rombongan pada saat itu bertanya : “apakah kita akan lari dari takdir Allah ﷻ ?”.. Umar menjawab : “Ya.. dari takdir Allah ﷻ kepada takdir Allah ﷻ yang lain, seperti pengembala unta di ladang yang tandus kemudian pergi ke ladang yang hijau. Bukankah keduanya (ladang tandus dan ladang hijau) itu adalah takdir Allah ﷻ ?”.. kemudian Abdurrahman bin Auf menyampaikan hadist Rosulullah ﷺ seperti yang diatas (*). Dan dijawab oleh Umar bin Khattab dengan berkata : “Alhamdulillah..segala puji bagi Allah”.
Dan dalam menghadapi situasi seperti itu, ketika Rosulullah ﷺ juga meminta Umatnya untuk bersabar sambil memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah ﷻ. Seperti Riwayat dari Aisyah RA. Mereka yang bersabar dijanjikan Syahid. Dan juga Beliau ﷺ bersabda : “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya).” (HR. Bukhori).
Begitulah sejarah Islam mencatat bagaimana Rosulullah ﷺ sebagai sabaik-baiknya contoh, mencontohkan kepada umatnya bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi wabah yang sedang terjadi pada saat ini. Seperti firman Allah ﷻ dalam Al-Qur’an yang selalu dikutip oleh Prof. Ahmad Mansur Suryanegara (Penulis Buku Api Sejarah) yang artinya “Perhatikan sejarahmu untuk hari esokmu.” (QS. Al-Hashr : 18).
Virus Corona (Covid-19) yang mewabah pada hari ini sejatinya tidak pernah diharapkan terjadi, hingga membuat kekhawatiran semua orang. Namun pasti ada hikmah yang terkandung dari setiap peristiwa yang terjadi ini. Firman Allah Ta’ala “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, “ (QS. At-Taghabun : 11) dan Sabda Nabi ﷺ : “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR. Bukhori). Maka dari itu baiknya kita sebagai umat Rosulullah ﷺ senantiasa terus berikhtiar dan selalu memohon perlindungan kepada Allah ﷻ. Dan semoga Allah ﷻ selalu memberikan kita dan keluarga kita anugerah sehat wal afiat.. Aamiin ya Robbal alamin..
Sekian dari saya.
Mohon maaf jika tulisan saya banyak kekurangan
Oleh : Ahmad Zainudin (Admin SMPIT IMC)
#sejarahituasik