MOHAMMAD KURNIA, GURU BAHASA INDONESIA SMPIT INSAN MANDIRI CIBUBUR
“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara-saudara!, Mohon perhatiannya. Marilah kita saling membantu, saling menjaga, saling bahu membahu dengan mengurangi aktivitas di luar rumah seperti yang disampaikan Presiden Jokowi dan Fatwa MUI terkait Corona. Pastikan Bapak-Bapak,Ibu-Ibu, Saudara-Saudara , AdikAdik tetap bertahan di dalam rumah. Jangan keluar rumah bila tidak mendesak”.
Teriakan itu berkali-kali terdengar dikumandangkan keras melalui mobil dinas kepala desa Burangkeng saat mengelilingi wilayahnya pagi tadi Rabu, 25 Maret 2020. Bahkan dengan tegasnya juga saat melintas dan menemui anak-anak yang sedang bersepeda berteriak “Ayo anak –anak, segera pulang. Main di dalam rumah saja!, Yang masih berada di jalanan, yang masih main, segera pulang, Ayo cepat!”
Situasi sekarang sudah seperti itu, tapi masih banyak masyarakat yang masih keluar rumah yang dengan asiknya membawa keluarga (anak-istri) hilir mudik di jalan perumahan. Masuk alfamart, indomart, atau familymart dengan keluarga, padahal bisa dilakukan oleh bapak atau ibunya tanpa harus mengajak anak-anak.
Sudah banyak informasi, baik dari media sosial, pengumuman dari mesjid, media elektronik yang mengharuskan kita berdiam diri di rumah.
Kondisi saat ini mengingatkan akan bacaan saya tentang Rukun Syukur menurut Imam Ibnul Qoyyim, bahwa bersyukur itu:
- Meyakini bahwa nikmat itu dari Allah SWT
- Mengucapkan dengan lisannya puji syukur
- Menggunakan nikmat tersebut untuk menaati Allah SWT
Dalam Quran surat Saba ayat 13 “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
Mensyukuri nikmat butuh keimanan. Hari ini kita masih diberikan nikmat bernapas, sehat, bahkan hidup. Marilah kita gunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT ini dengan sebaik-baiknya untuk taat kepada-Nya.
Corona yang mewabah di belahan dunia saat ini menguji keimanan kita, apakah kita masih bersyukur kepada Allah SWT. Apakah kita masih mensyukuri hidup kita? Apakah kita masih mensyukuri masih bernapas dengan baik?
Pejabatkah, penguasakah, pengusahakah, ulamakah, karyawankah, dokterkah, perawatkah, dan rakyatkah yang disandangnya saat ini diminta saling menahan diri,saling membantu untuk keluar dari wabah corona ini,
Seruan-seruan saat ini meminta kita menahan diri berada di rumah. Mampukah kita melakukannya?
Kebanyakan kita tertipu dengan amal yang banyak, mencerminkan kita sudah bersyukur. Sudah berinfaq, sholat, puasa, zakat, bahkan haji. Hari ini kita diminta ibadah di rumah.
Jadikan momen wabah ini untuk kita tetap bersyukur kepada Allah SWT, kita bisa berkumpul dengan keluarga, Kita masih bisa berjamaah sholat, mengaji di rumah. Kita masih bisa bercengkrama, menemani anak-anak belajar, mengawasinya bermain. Syukurilah karena kita msaih ada di antara keluarga.
Ingatlah Saudaraku firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat 7
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Mudah-mudahan Allah SWT jadikan kita dalam golongan orang-orang yang bersyukur. Aamiin Ya Robbal ‘aalamiin.