Rina Hasanah, S.Pd – Guru SMP IT Insan Mandiri Cibubur
Sudah seminggu libur sementara sekolah berlalu, tapi sepertinya liburan kali ini tidak menjadi “keriangan” seperti biasanya. Kali ini merupakan liburan berbentuk SFH (Study From Home) bagi para siswa, dan WFH (Work From Home) bagi para pengajarnya. Yah, memang ada Guru, Dosen, atau tenaga pengajar lainnya harus tetap ke sekolah/kampus masing-masing, atau minimal melakukan piket/giliran hadir sebagai bentuk pengganti absensi serta koordinasi mengenai perkembangan dan aktifitas belajar mengajar siswa di rumah. Sedangkan siswa sendiri, seperti halnya melakukan pembelajaran di kelas; diwajibkan standby di jam belajar untuk siap menerima materi belajar/tugas lewat alat elektronik (gadget) yang harus dikerjakan yang kemudian digunakan sebagai tolak ukur penilaian.
Tentunya, hal ini tidak terlalu sulit untuk kelas setingkat SMA/Kuliah, tapi akan menjadi PR besar bagi orang tua siswa yang anaknya merupakan pelajar tingkat TK, SD, bahkan SMP, yang masih perlu bimbingan atau bahkan belum bisa dipercaya dalam menggunakan gadget secara mandiri. Dunia pendidikan kita yang terbiasa berinteraksi dalam lingkungan fisik sekolah, terlihat terkejut ketika dipaksa menjauhkan guru dengan siswanya, namun diwajibkan tetap harus terjadi proses belajar mengajar. Orang tua siswa yang selama ini tenang karena sudah menitipkan anak mereka untuk dilepas menuntut ilmu di sekolah kali ini juga terkejut karena harus memantau secara penuh ilmu yang ditransfer dan diaplikasikan kepada anak mereka masing-masing secara langsung.
Sejak awal millenial, sebetulnya dunia sudah memberikan tanda bahwa kemajuan teknologi digital tidak akan hanya berkutat pada dunia robotik, otomotif, serta IT saja. Perkembangan ini akan berpengaruh pada semua lini kehidupan, yang salah satunya dunia pendidikan. Transformasi dari papan tulis kapur menjadi whiteboard di sekolah-sekolah, adalah awal pengaplikasian kemajuan tadi. Berkurangnya debu kapur di dalam kelas kemudian terus berkembang hingga awal tahun 2010-an, sekolah-sekolah negeri mulai direnovasi bangunannya, mulai dilengkapi fasilitasnya, hingga ketika hadirnya kenaikan dana pendidikan yang signifikan yang berakibat sekolah tingkat dasar dan menengah digratiskan secara nasional, kehadiran laboratorium komputer dan proyektor digital didalam ruang kelas bukan mejadi hal aneh yang kita temui di sekolah-sekolah negeri. Bahkan, di beberapa sekolah yang sebelumnya sudah memiliki fasilitas tadi, justru menggunakan dana tadi untuk menambahkan hal-hal canggih lainnya seperti big TV monitor untuk menampilkan peta sekolah digital, pengumuman sekolah, presentasi karya siswa, profil sekolah, prestasi, dll layaknya display screen yang ada di pusat-pusat perbelanjaan mewah disekitar kita.
Namun sayang, satu hal yang hingga detik kemarin “dilupakan” yakni pembelajaran siswa diluar sekolah, baik secara real maupun digital, sesuai perkembangan teknologi saat ini. Selama ini, kebanyakan para pendidik kita selalu berkutat belajar itu harus dalam lingkungan sekolah. Jika terjadi pembelajaran diluar sekolah, bentuknya merupakan study tour, atau kunjungan khusus yang memerlukan biaya besar, alat transportasi khusus, atau bahkan pergi jauh berpuluh kilometer jaraknya dari sekolah. Padahal, setingkat pendidikan dasar (SD-SMP) belum memerlukan pembelajaran khusus luar kelas yang sangat spesifik. Jika merunut kurikulum 2013 yang berlaku sekarang, pembelajaran luar sekolah bisa dilakukan kapanpun dan bisa dalam jarak dekat untuk melakukan praktek-praktek atau kunjungan singkat yang tidak memerlukan banyak waktu dan biaya tentunya.
Maka dengan adanya belajar dari rumah masih banyak sekali siswa, orang tua siswa bahkan gurunyapun kelabakan karena mungkin ini kali pertama untuk melakukan pembelajaran diluar sekolah. Tapi ini tidak berlaku untuk sekolah kami SMPIT Insan Mandiri Cibubur, karena siswa sudah terbiasa belajar mandiri, bahkan siswa SMPIT Insan Mandiri Cibubur diajarkan untuk menjadi seorang pembimbing atau bisa disebut sebagai guru melalui program unggulan sekolah kami yaitu IMC Goes To School. Ketika ada berita untuk belajar di rumah, orang tua siswa sekolah kami tidak langsung hipertensi seperti updetan ibu –ibu di sosial media yang lagi ramai, karena dengan adanya anak – anak di rumah orang tua merasa terbantu, mereka bisa sekaligus mengajarkan adik- adiknya untuk belajar.
#SekolahKeren
#SiswaKerendanSholeh
#SMPITInsanMandiriCibuburBoardingSchool
#AkuBanggaJadiGuru